Kepompong Part #1 | A Tribute For Our Best Friend Sandi Septiana

Tengadah kepala menyambut hujan membasahi
seluruh tubuh
hari yang terang benderang itu
seketika menjadi kelam
Terasa semua menghimpit nyeri
usai tawa yang panjang siang tadi
Kini semua berjalan diluar keinginan
sampailah kita diperampatan neraka yang
curam
Tak ada pilihan selain berjalan
meski duri tebal menganga
Karena ketiga jalan yang lain mengharuskan
kita untuk terbang
Ulat kecil ini menikmati apa yang ada
didepanya
dia sadar bahwa sedikitpun dunianya tak
pernah diam
dia tak akan sepi sendirian
waktunya tak akan sunyi
karena kita terus bernyanyi
meski fajar mengantarkan senja
Matahari dan bulan menjagamu bergantian
Seolah semua berubah terlalu cepat
tak ada waktu untuk menyadari apalagi untuk
bersiap siap
ulat kecil itu kini terbungkus kaku
ini step hidup yang rumit
Tapi selayaknya hujan yang menghidupi kita
Kepompong itupun akan berubah pada
waktunya
meski sulit
meski rumit
semua pasti ada imbal baliknya
Kepedihan yang panjang ini
menceritakan betapa kami menyayagimu
Kesakitan yang panjang ini menceritakan
betapa tegarnya kamu
saat bahkan sedetikpun kau tak mengenal kata
"MENYERAH"
Kami Sangat Mencintaimu Sandy .... Kau Sangat Hebat !!

Comments

Popular Posts