Kepompong Part #2 | A Tribute For Our Best Friends Sandi Septiana

Hari Yang Terakhir.
Langit tampak tenang
awan awan liar itu sekejap berubah menjadi sangat pendiam

Udara ....
Berhambur wangi kamboja
Kau tak Kalah
Apa Lagi menyerah
Ini pertama kalinya mungkin pagimu menjadi sunyi
tak terdengar lagi serangga serangga yang bernyanyi

Tanpa kau ucap
aku tahu kau lelah
Berada disangkar itu
terkurung disana
terhimpit kenyataan yang mengiris dada
hingga tak bisa lagi untuk dibedakan
mana mimpi yang indah itu
mana hidup yang menyedihkan ini

Kepompong itu Layu tanpa sempat merasakan terbang
tanpa sempat merasakan lagi udara malam
tanpa sempat menepati janjinya untuk tetap bertahan

Pada Akhirnya Tuhan yang mengambil Alih
Melepaskan Genggaman Tangan-Nya
Kemudian Memelukmu erat
Memintamu Tinggal Disisi-Nya
DIA akan merawatmu dengan baik
 
Malam Yang Terakhir
Bulan menatap celik
Sebuah Getar Pedih yang dahsyat seolah merobek dada
menyisakan lubang besar disana

Yakinkan Kami Tuhan
Jika Kepompong itu lebih baik sekarang
Yakinkan Kami Tuhan
Jika kini dia bisa terbang

Bukan didunia yang menyedihkan ini
tapi di alam-Mu yang menakjubkan itu
Agar kami tak perlu lagi bersedih
Agar kami tak perlu lagi berlaku seolah mengingkari kenyataan-Mu
Sebelumnya,
Dia Ulat kecil yang baik
Banyak serangga menyukainya
Itu mengapa kami berduka

★★

Sandi Septiana
September 22 - June 02 2013
Tenanglah Disisi Allah Azza Wa Jalla
Pergilah Kamu dengan Tenang
Sebab Luka Tak Lagi Panjang
--Credit Puisi Rhainys dan sekutip lagu Iwan Fals
--Credit Photos Kempompong Part #1/#2 googling

Comments

Popular Posts