Oxfordshire [Part II] [Trilogi Cerpen]



ilustrasi judul cerpen


Dini  Hari  Waktu  Oxfordshire , Inggris


           Lantunan  lagu  "Far East  Movement - Like  a G6"  terdengar  keras  mengganggu  tidur  nyenyak  Rasya Darmawan . Dengan susah payah Rasya meraih Handphone-nya, terlihat nama  "Mama"  tertera dilayar handphone-nya.  Rasya  sedikit  heran  untuk apa ibunya menelponya pagi buta seperti ini.  Padahal  Ibunya  tahu persis perbedaan  waktu Inggris  dan  Jakarta


            "Ya mam,  kenapa ? "


            "Rasya  , Nak ....  "  .  Rasya  terhenyak mendengar suara serak ibunya.  Ibunya menangis.  Sontak Rasya  merentangkan  tubuhnya dan  siap mendengarkan ibunya  dengan  serius


            "Mama kenapa nangis mam  ? "
         
            "Sarah, nak.  Adikmu.  Dia masuk   
             rumah sakit
             Kangker otak Stadiuma akhir "


Ibunya terus tersedu, sementara Rasya  kehilangan  suaranya  sendiri.


           "Kang-ker  O-tak ? 


           "Iyah sayang. Kamu masih ingat saat sarah berlibur ke Singapore
            Selama lebih dari  tiga minggu ? . Dia tidak benar benar liburan disana
            Dia operasi pengangkatan Tumornya disana ... "


Rasya menyergah, merasa kata kata ibunya itu tidak masuk akal.


           "Mam , bagaimana mungkin operasi besar  terutama di Singapore
            Tanpa satupun dari kita yang tahu. Mama ga usah ngada ada deh.
            Mama jangan bikin Rasya Panik pagi buta mam ..."


          "Rasya pikir mama percaya ? . Mama gak akan percaya sya. Kalo bukan
           Dokter pribadi sarah yang bilang. Dia yang membantu sarah operasi
           Disana "


Rasya makin bingung


             " dokter pribadi ?  Apalagi si mam ... "


             "Selama ini sarah dijaga oleh dokter pribadi nya, namanya Joe.
              Joe Rasyid. Dia berkerja di Singapore Health Hospitals and Doctors
              Mama juga awalnya gak percaya nak, Sarah bisa sejauh ini ... "


Rasya terdiam. Ia terpaksa mempercayai ibunya.  Meski ia tidak yakin. Rasya kehilangan suaranya lebih lama. Rasanya tulang tulang persendianya terlepas


          "Rasya, mama tahu kamu sedang berjuang agar cepat lulus.
           Dan segera menikah dengan Mia.  Tapi kali ini mama mohon
           Luangkan waktu untuk sarah. Untuk mama dan papa.  Ini
           Ujian terberat untuk kami nak, kami ingin kamu ada disini ...  "


Masih terisak ibunya berbicara, ibunya sangat menghargai Rasya. Ia tahu Rasya berjuang agar cepat lulus , Isi hidupnya adalah belajar dan belajar. Tapi kali ini Orang tuanya benar benar membutuhkan Rasya


           "Iyah mam, Rasya pasti pulang.  Rasya akan segera
            Urus ijin agar cepat terbang ke Jakarta mam .. "


           "Mungkin nanti, kami sudah ada di Singapore nak, Tim dokter
            Dijakarta tidak mengijinkan Joe ikut dalam Operasi sarah.
            Joe, terpaksa membawanya ke Singapore.  Timnya di Singapore
            Sudah siap menangani sarah. "


          "Iyah mah, Nanti kabari saja jika sudah di Singapore"


          "Iyah sayang, salam buat Mia yah"


          "Iyah mam"
          Rasya masih beku. Keadaan menjadi semakin sulit untuknya. Mia dan Sarah , dua gadis itu kini memenuhi Kepalanya . Keinginanya untuk menceritakan kepada orang tuanya tentang hubunganya dengan Mia, urung. Jika Si kecil Sarah mampu sejauh ini sendirian, Rasyapun tak ingin mengadu seperti anak kecil tentang masalah percintaanya.



          Rasya tidak bisa melanjutkan tidurnya, 
dia teringat Mia yang akhir akhir ini kurang tidur karena hamil muda. Sambil berjalan keluar kamar, Rasya menelpon Mia.  Namun teleponya tidak juga direspon. Rasya tersenyum tipis, mungkin obat dari dokter berfungsi dan kini Mia bisa tidur nyenyak. Tidur nyenyak yang jarang Mia dapatkan semenjak hamil.


       Rasya memilih duduk dibalkon menikmati suasana kota Oxfordshire pada dini hari , dengan secangkir kopi yang masih mengepul panas. Berharap bisa sedikit meringankan beban pikiranya. Matanya terus mengelilingi pemandangan kota yang temaram. Tidak seperti London yang hingar bingar. Oxfordshire adalah kota Non-metropolitan yang tenang. 


      Rasya berada di flat lantai empat yang terletak di Oxfordshire Street, kini dia bisa melihat dengan jelas deretan toko dan flat yang kental dengan aksen bangunan Kuno inggris, termasuk flat yang ia tempati. Rasya seperti memutar ulang perjalanan hidupnya hingga bisa sampai disini, Di Oxfordshire kota kecil di United Kingdom.  Hingga ia bisa berkuliah di University Of Oxford, universitasnya para pendiri Universitas terbaik didunia. Dan hingga ia bisa meninggalkan "Dunia Malam" setelah ia Jatuh cinta kepada Elizabeth Kwon Mia.  Gadis keturunan Inggris - Korea . Ayahnya asli London, ibunya asal Gangnam Korea. Setelah ibunya meninggal ayahnya menikah lagi, dan Mia memiliki adik tiri bernama Jeremy.


  Jeremy, Nama yang sangat Ia benci. Rasya menggelengkan kepalanya, mengenyahkan Jeremy dari pikiranya. Ia tidak mau terpancing dalam emosi yang menyakitkan hatinya. Rasya memilih memandangi langit malam, Oxfordshire di akhir musim panas , angin berdesau dingin.  Dan gemintang berkelap kelip hiasi angkasa Raya. 


   Ketenangan Rasya terusik kala mendengar gelak tawa cekikikan para gadis dibawah sana dengan suara Knalpot mobil yang menderu.  Rasya melongok kebawah, melihat Rachel Sumardi Mahasiswi asal Bali yang tinggal diflat lantai tiga sedang melayangkan tanganya ke udara dengan pose Kissbye untuk teman temanya dimobil sedan mewah berwarna hitam metalic itu sambil berseru


         "I love you gurls ...!  "


Begitu sedan itu pergi, Rachel membalikan tubuhnya.  Langkahnya terhuyung dan terus meracau, beberapa kali ia hampir tersungkur dan terus muntah muntah. Rasya menggeleng, ini sudah ketiga kalinya Rasya harus menolongnya dalam seminggu. Mengingat diflat ini hanya dia dan Rachel yang asal Indonesia. 


       Rasya memapah Rachel yang terus meracau , bau alkohol menyeruak dahsyat dari mulutnya.


       "Kunci" . Ucap Rasya tegas saat berada didepan kamar Rachel


       "Kau tak perlu kunci untuk membuka hatiku sayang hahaha "


       "Kunci Kamar mu, bodoh! Cepat !! " desak rasya


Akhirnya Rachel merogoh tasnya dan mengeluarkan benda mirip kartu kredit. Rasya merampasnya dan segera memasukanya pada mesin pembaca dipintu kamar Rachel. Kartu dikenali. Kini dibutuhkan sidik jari Rachel. Rasya mengarahkan jempol kanan Rachel Ke layar yang ada dimesin pembaca, jari tangan dikenali.  Pintupun otomatis terbuka


          Rasya menghempaskan tubuh Rachel ke tempat tidur dan melenggang pergi. Meski Rachel terus meracau


          "Rasya, kamu masih dengan Mia. Kau tahu ? Semua orang
           Sudah mengetahuinya, Anak dikandugan Mia bukan Anak mu kan ?!
           Berita tentang Jeremy masuk penjara dimuat di koran .. "


Rachel mengatakan hal itu dengan cekikikan. Rasya hanya menoleh sesaat.  Kemudian melanjutkan langkahnya. Jika si gadis mabuk itu benar, ini akan berakibat buruk untuk Mia. Saat ini mia benar benar labil.


•••


Siang hari di University Of Oxford


       Rasya sudah mendapatkan Ijin untuk libur dari kuliahnya selama seminggu. Sekarang Ia harus menemui Mia.  Biasanya mereka berdua makan bersama di Cafetaria. Tapi Rasya tidak melihat tanda kedatangan gadis berambut coklat dan bermata sipit itu.


      Rasya  meninggalkan  makananya  disana, dan mencoba mencari Mia. Langkahnya berhenti saat dia melihat didepan gerbang orang orang berkerumun cukup ramai. Sulit , Rasya menerjang kerumunan itu. Dia mengenali Sepatu yang digunakan orang yang pingsan itu, panik Rasya menyerobot dan berteriak teriak


         "Sorry, excusme, excusme, I know that girl. I know that girl"


Kerumunan itupun memberi jalan, Mia pingsan dan lenganya berdarah. Disana ada Rachel memangku kepala Mia, panik. 


•••


John Radcliffe Hospitals Oxford


       Mia masih terbaring lemah di ranjang pasien. Rasya menatapnya sayu.


            "Lain kali, kamu harus berhati hati mia. Kamu membuatku khawatir
            Belajarlah menjadi ibu yang baik yah ... "
   

            Ucap Rasya Lembut Kepada Mia
yang diajak bicara masih diam. Sejak kejadian itu Mia jadi seribu kali lebih diam. Rachel pun masih ada disana dan dia juga membisu.  Tidak yakin kalau baru saja Mia hampir mati karena terus berjalan dengan melamun.


         "Rasya, ini bukan anakmu. Bukan salahmu.
          Kau berhak bahagia rasya, dengan yang lebih baik "


Mia berkata terbata, pedih .


         "Berhentilah berkata seperti itu. Kita akan hidup bahagia berdua.
         Dan membesarkan anak ini bersama . "


Mia terpaku. Mia tak pernah bisa merubah pendirian Rasya. Seperti apapun ia merendahkan dirinya didepan Rasya . Pendirian Rasya tidak berubah.


         "Aku harus menyusul orang tuaku ke Singapore. Sarah masuk rumah sakit
         Dia harus operasi pengangkatan tumor otak. Keadaanya Kritis. Berjanjilah,
         Selama aku pergi kamu dan anak kita akan baik baik saja ... "


Rasya menggenggam tangan Mia erat , Mia hanya tertunduk dan matanya basah.  Sementara Rachel, dia ingin bertanya tentang Sarah, dia terkejut mendengar keadaan sarah.  Namun kondisi ini belum memungkinkan.


        "Berhentilah, bersikap bertanggung jawab kepadaku.
        Kamu calon Master, kau tidak layak mempunyai Istri sepertiku
        Berhentilah, berfikir tentang pernikahan kita "


Tangis Mia pecah. Mia tidak sanggup lagi.


       "Dan harus berapa kali lagi aku katakan ?? . Aku tidak keberatan
        Selama aku mencintaimu, dan- "


Belum selesai, kalimat Rasya dipotong oleh Mia

.
       "Ini bukan soal keberatanmu, ini bukan soal aku mencintaimu
        Tapi ini soal harga diri ku sya ! .setiap wanita memiliki harga dirinya
        Tapi aku tidak punya sya, aku tidak punya !! . "


Rasya diam. Mia histeris. Rasya meraup tubuh mungil Mia dalam dekapanya


        "Kau tahu, aku buruk. Masa lalu ku pun buruk.
         Sejak melihatmu, aku tahu dan aku ingin membuat hari esok
         Lebih berharga. Lebih berharga dari sebotol Bir.
         Lebih berharga dari perempuan malam.
         Aku berjalan keluar dengan tertatih, dan kau memapahku
         Hingga aku bisa berlari, kau tetap disini.
         Lalu, Mia ... apalagi yang ku Risaukan
         Jika aku ada untuk menjaga mu, bahkan kita akan segera
         Memiliki anak, aku dan bahkan keluargaku akan menyayanginya "


Rasya mendekap Mia erat, apapun ia lakukan agar Mia menjadi lebih kuat.  Tidak selalu teringat pengalaman buruknya dengan Jeremy. Tidak ada yang perlu Mia khawatirkan. Itu tidak perlu.


          "Hei ... tatap aku.  Berjanjilah kamu dan anak kita akan baik baik saja
           Selama aku pergi ... "


Rasya menangkupkan kedua tanganya dipipi Mia. Mia mengusap air matanya dan mengangguk. Rasya tersenyum tipis.


           "Rachel, aku titip Mia . Selama aku pergi. "


Rachel hanya mengangguk. Sementara Rasya harus segera pergi.


           "Berjanjilah ... "


Rasya pergi meninggalkan Mia, Meninggalkan John Radcliffe Hospitals, Meninggalkan Oxfordshire dan Meninggalkan United Kingdom untuk sementara waktu.  Diluar langit masih tampak cerah, ini adalah hari terakhir Musim Panas .


•••


Singapore Health Hospitals And Doctors


        Dhany Chow ada disini,  tertunduk didepan Ruang ICCU tempat Sarah Dirawat. Dhany tidak sendiri, disana ada Paman nya, Paman Ali yang bertanggung jawab atas keselamatan Dhany. Ada juga Kedua orang tua Sarah, Bapak dan Ibu Darmawan, Dhany Pikir Orang tua Sarah lebih muda dari orang tuanya, ternyata Orang tua Sarah lebih tua dari orang tuanya, dan lebih bijaksana. Dhany tahu dari setiap cara bicara mereka, terutama Pak Darmawan. Disini juga ada Tante Sari , Adik Pak Darmawan. Tantenya Sarah.


       Mereka semua diam, Operasi Sarah sudah dilakukan dan selesai kira kira lima belas menit yang lalu. Joe bilang, operasi terpaksa dihentikan karena kondisi Sarah memburuk. Jika dipaksa akan berakibat fatal, selain kematian Sarah bisa saja Lumpuh total. Dan pihak keluarga Mempercayakan semuanya kepada Joe.


        Derap langkah terburu-buru,
memecahkan keheningan mereka, keluarga Sarah Histeris.  Akhirnya Rasya datang. Ibunya masih terus menangis dalam dekapan Rasya.


        "Rasya, kenalkan. Ini Dhany. Dhany Chow. Yang menolong Sarah
         Pertama kali.  Dan ini pamanya, Ali. "


Ucap Pak Darmawan, Dhany hanya menoleh dengan senyum tipis. Sementara Paman Ali Bangun dan menjabat tangan Rasya


       "Kau baik baik saja? Kau sangat pucat ?!"


Tanya Rasya,
 kepada Dhany, yang ditanya hanya menggeleng. Diam. Paman Ali mendekati Dhany. Membujuk agar Dhany mau meminum obat nya. Dhany masih menolak.  Akhirnya Tante Sari mendekat dan duduk disamping Dhany


       "Dhany , kau dan sarah itu sama.  Sama -sama sakit parah
        Sama-sama benci obat . Dan sekarang, kalian juga sama sama
        Kritis, Masalahnya jika salah satu dari kalian menolak kesembuhan
        Kalian tahu, kalian tidak akan bertemu lagi. Sarah sedang berjuang.
        Kau berjuang lah ... "


Tante Sari mencoba menasihati , dan Dhany hanya tersenyum tipis dan meminum obatnya. Bukan karena Ia mendengarkan Nasihat Tante Sari. Tapi Karena Ia masih ingin bertemu Sarah.


       Rasya Masih mendengarkan
penjelasan ibunya tentang Sarah. Sesekali dia Menatap Dhany, selaku orang yang terakhir dekat dengan sarah dan menolong sarah.  Dan Rasya juga masih bertanya tanya tentang Isa, Raisha Navis. Yang menelpon Keluarganya. Saat itu, Lantunan " Like A G6"  terdengar lagi, nomor tak dikenal dengan Kode U.K menelpon nya


        "Halo, Rasya!! Mia, Mia!! Mia bunuh diri !! "


Rasya tahu itu
 suara Rachel yang panik. Sekejap.seakan seluruh tubuhnya tersayat sayat Dahsyat.


•••


Taman Pemakaman Oxfordshire , Inggris


      Dan Hujan terus turun. Berbalut setelan Hitam Rasya berada ditengah Kerumunan.  Dan Rachell Berada disana, disamping Rasya Menggunakan Payung. Satu persatu orang orang yang hadir pergi, Rasya masih beku, Rahang nya tegang. Dia mencoba menepis rasa sakit yang terus menggerogotinya. Setelah menatap Lurus Lurus Nisan Bertuliskan "Elizabeth Kwon Mia"  . Rasya melenggang pergi diiringi Rachel.


       Rachel berada dibalik kemudi sebuah Mobil Keluaran Land Rover, saat Rachel mengulurkan Sebuah Amplop putih


        "Ini yang terakhir dari Kwon Mia"
Rasya masih beku, menerimanya. Dan membukanya perlahan


       "Dengan cinta, untuk rasya.
       Maaf jika aku tidak bisa berjanji
       Tapi kadang berbohong demi kebaikan itu perlu
       Dan dengan ini rasya, kau tahu
       Tidak perlu lagi ada yang berkorban
       Tidak perlu lagi ada yang tertekan
       Aku menyayangimu dan percaya kamu akan lebih baik lagi esok
       Dan mengertilah, kadang wanita memiliki caranya sendiri untuk
       Menjaga harga dirinya.
       Dan Rasya, Aku mencintaimu. "


Selama perjalanan itu, tidak ada yang angkat bicara. Mereka sibuk dengan argumen masing masing. Sedangkan Rasya, hanya mencoba Bersikap realistis. Mia sudah tidak ada didunia nyata. Mia hanya kenangan. Rasya berusaha sekuat tenaga agar tetap sadar. Dan Rasya memperpanjang Masa Liburnya menjadi Cuti untuk beberapa bulan kedepan.  Sedangkan Rachel Berjanji akan mengurangi kegiatan malam nya di London dan Fokus Kuliah.


          Ini adalah Akhir untuk Mia, tapi Awal baru untuk yang mau memperbaiki diri.Dan Oxfordshire, beberapa bulan kedepan akan selalu dingin.


•••


Singapore Health Hospitals And Doctors


      Dua minggu sejak Sarah dirumah sakit,
 Dhany tidak sama sekali pulang Ke Jakarta. Tante Sari sudah pulang, Pak Darmawan Bolak Balik Jakarta-Singapore, hanya Dhany , Paman Ali, Rasya Dan Ibu Darmawan Yang tinggal. Kini mereka sudah seperti keluarga. Interaksi Antara ibu darmawan dan Dhanypun kini lebih mirip ibu dan anak. sedangkan Dhany,  bukan dhany yang menengok keluarganya dijakarta. Justru keluarganya yang menyusul Dhany kesini, karena Dhanypun sempat Kritis. Kini kedua Keluarga Besar itu sudah saling mengenal. dan Joe pun kini disibukan akan Kasus Dhany


       Rasya duduk sendiri, ditaman belakang Rumah Sakit. Operasi Sarah sudah selesai, Joe bilang Sarah sudah dalam masa pemulihan. Tapi belum ada tanda tanda sarah akan sadar dari koma yang sudah hampir sebulan. Sementara Dokter yang lain bilang Mustahil Sarah akan Sembuh.  Disini Ia mencoba menetralisir hatinya, Dia harus fokus pada Sarah, dan Yakin Sarah akan baik baik saja


         "Ku dengar, kamu baru saja kehilangan ... "


Dhany masih mengenakan seragam pasien milik rumah sakit. Rasya tersenyum getir


         "Dan hampir kehilangan lagi ... "
Jawab Rasya sambil matanya terus menatap Awang-awang . Dhany malah tersenyum mencibir.  



         "Jadi kau percaya dengan Dokter Pesimis itu ? "


Rasya hanya Menoleh 
, menatap Dhany tanpa tahu harus berkata apa


        "Yang bicara Sarah tidak akan sembuh hanya orang yang tidak
         Mengenal Sarah. Aku mempercayainya. Dan Joe mempercayainya
         Cepat lambat sarah pasti bangun ... "


Rasya masih mencoba mencerna ucapan Dhany , ketika Dhany melenggang pergi. 


•••


Rhainy Akatsuki , January 12, 2014
--Dalam Dunia Kedokteran Kangker Otak , lebih sering Disebut Tumor Otak.
  Dibuat dari berbagai sumber


[Original By : ♚Rhainy Akatsuki]

Comments

Popular Posts