Di Balik Wajah Andara



ilustrasi judul cerpen
       Musim hujan di Paris , Perancis . Terasa membekukan tulang belulang . Sudah beberapa hari matahari tidak juga muncul . Disini , dibalik meja belajarnya , Andara Charlotte menatap lekat - lekat keluar jendela . Jendela yang mengarah ke lapangan Basket ditengah komplek . Lapangan itu kini sepi . Mana ada orang bodoh yang mau main basket ditengah hujan deras ?! .
       Andara membenarkan lagi posisi duduknya , mata hitamnya yang sayu itu tidak lepas dari buliran air langit yang terus turun . Satu persatu jatuh , namun satu persatu terus berdatangan . Ia tepiskan lagi rasa rindu itu , rasa yang membuatnya menjadi pengidap Insomnia Akut . Kini , berat tubuhnya tidak kalah dengan Model yang Ia temui di berbagai Catwalk . Andara tidak perlu Diet Khusus untuk kurus .
     "Dara , kau sudah bangun ? "
Tanya Oma Rose masih mengenakan gamis tidurnya , Dara menoleh Ia pandangi wanita tua itu , yang rambutnya kini telah sepenuhnya memutih . Meski kulit wajahnya pun telah keriput , tapi Oma masih terlihat cantik
     "Sudah , oma baru bangun ? "
Sudah bangun ? , bahkan hingga pukul enam pagi ini Andara sama sekali tidak terlelap . Ia hanya duduk didepan komputernya , belajar untuk tugas akhir dan mendesain . Andara hanya terus mondar - mandir ke dapur menyeduh kopi atau teh , agar Dia tetap stabil . Lingkar mata nya yang kini menghitam tidak kalah dengan panda .
     "Kau benar - benar menguras pikiran agar cepat lulus ... jangan
     Terlalu berlebihan, sayang . Kau merusak diri sendiri ...  "
Ucap Oma Rose, yang kini berdiri dibelakang Andara , dan memegangi kedua bahu Andara .
       "Oma , Paris itu menjadi pusat pertumbuhan Fashion didunia . Jika aku
        Tidak serius , aku akan kalah dengan teman - teman ku yang asli paris .
        Aku tentu tidak mau ...  "
Sahut Andara dengan senyum kecut , wajahnya menengadah untuk menatap Oma nya .
       "Kamu pikir , kamu bukan orang Paris ? . Nak , kamu Orang Paris , darah
        Paris mengalir dalam dirimu . Tapi kamu juga memiliki harga diri yang tinggi
        Pembawaan yang ringan dan kalem , dan tidak sedikitpun kamu melupakan
        Budayamu sebagai orang Asia , darah Indonesia juga mengalir dalam dirimu
        Semua itu melengkapi mu , meski kau di atas , kau tetap menunduk "
Andara tersenyum mendengar ucapan Oma nya , dari sekian cucunya , Andara lah yang paling mirip kakek nya , yang orang Indonesia . Matanya hitam , kulitnya putih cerah , rambutnya hitam legam . Andara juga sangat kalem , dia lebih suka tersenyum dari pada tertawa lepas .
        "Tentu oma , karena jika aku diatas , dan aku menengadah , maka aku tidak
         Bisa melihat jalan oma , nanti aku jatuh ...  "
Kalimat Andara membuat Oma nya tertawa , Rumah ini , meski hanya ada Andara , Oma nya dan dua orang staff rumah tangga , rasanya tidak pernah dingin . Mereka selalu berbincang hangat . Oma tahu caranya , membuat Setiap penghuni rumah merasa nyaman . Bukan hanya saat ini , tapi juga dulu saat Opa nya masih hidup , saat rumah ini menjadi tempat berkumpul . Saat Andara masih kecil , saat tante dan om nya belum menikah . Oma tahu caranya , bagaimana membuat hati melunak , karena sebuah rumah , menurut oma , adalah tempat berlindung , tempat berbagi yang tidak bisa di ganti dengan tempat lain .
          "Baiklah , jika kamu masih sibuk Oma tidak akan ganggu . Oma akan
          Buatkan Nasi goreng untuk mu , tapi berjanjilah saat Oma panggil kau akan
          Turun dan sarapan . "
Andara mengerutkan kening nya , sepertinya Oma membuat tawaran hebat yang tak akan dilewatkan Andara .
           "Aku mau yang real buatan Oma "
Andara mengajukan syarat , karena dari semua kerabatnya di Paris yang membuatkan Nasi goreng untuk Andara , buatan Oma adalah yang paling Istimewa .
           "Apapun untukmu sayang ... "
Jawab Omanya , menyetujui . Oma mengecup kening Andara sebelum akhirnya keluar dari kamar Andara .
•••
      Sabtu pagi , cuaca mulai cerah . Meski Matahari tidak pernah terik menyengat seperti di Indonesia , tapi hari ini cukup baik . Andara mengeratkan Overcoat-nya, saat keluar rumah . Udara dingin masih menyelimuti kota ini . Andara mematung didepan pintu rumahnya , dan memandangi sekeliling area komplek ini . Ini adalah perumahan Tua di pusat kota Paris . Andara tinggal disini sejak kecil , tapi dia juga sering bolak - balik Jogja - Paris saat musim liburan . Dan saat menginjak masa kuliah Andara memilih kuliah Di University Of Paris , dia mengambil jurusan Desain Busana . Karena Paris , adalah Kota Mode , dan Jogja adalah Kota Budaya . Andara yakin bisa menggabungkan keduanya dalam desain nya .
        Ya , Andara mampu melakukan itu , desain - desainya mampu tembus sampai "Paris Fashion Week" . Dibawah label Desaigner High-End di Paris . Dan Andara dikontrak untuk beberapa tahun berkerja dengan nya . Hal itu semakin membuatnya bolak - balik Indonesia - Perancis . Dan beberapa daerah di Indonesia telah di jelajahi Andara seperti Bali , Lombok , Medan , hingga Jaya Pura .
       Pujian dari banyak sisi , membuatnya lupa dengan Kuliahnya . Meskipun dia mendapat dukungan penuh dari kampus nya , tapi menurutnya seharusnya dia seimbang . Dia juga harus belajar agar hasil karya nya semakin matang . Dan sebuah kejadian membuat Andara semakin gila kuliah , dia dengan mantap memangkas waktu kuliahnya dan mengambil Kuliah pendek , Andara juga membatalkan sisa kontraknya yang masih tersisa satu tahun , hingga musim panas tahun depan . Tapi Andara hanya akan turut serta dalam "Winter Collections" tahun ini . Dan pembatalan kontrak Andara disetujui tanpa Syarat apapun dari Label yang menaungi nya , karena desain - desain hebat telah dihasilkan Andara,dan dia juga duperbolehkan kembali bergabung jika dia siap .
     Andara menghela nafas dalam mengingat semua itu , bagaimana otaknya berkerja keras memangkas empat semester dalam satu tahun . Isi hari-harinya adalah Ujian Dan malam - malamnya ia mendesain . Andara tidak tahu jika ia bisa segila itu . Sekarang , Tugas akhirnya hanya tinggal beberapa lembar , dan desain untuk Winter Collections nya sudah rampung , dia bisa sedikit merenggangkan otak nya .
     "Dara !! "
Pekik Emily , gadis Blonde asal manchester , Inggris . Yang pindah kesamping kiri rumah Andara sekitar delapan bulan lalu . Dia mendorong kakaknya Jack yang duduk dikursi Roda . Andara tersenyum dan menghampiri mereka .
     "Hei emily , kau semakin dewasa , dan Jack kau tampak lebih sehat "
Ucap Andara saat berada bersama Emily dan Jack .
      "Dan hei , Dara kau tampak seperti mayat ! Wajah mu , badan mu
       Ya tuhan ! "
Andara hanya tersenyum menanggapi Emily , kesibukan Andara membuat mereka tidak bisa bermain bersama .
       "Tidak bisakah kau memperhatikan dirimu sendiri ? "
Kini Jack yang menatap Andara Nanar dan berkata ketus . Ya Jack memang seperti itu , sebenarnya dia sangat perhatian dengan Andara . Jack memiliki perasaan lebih kepada Andara , meski Andara tiga tahun lebih tua darinya , tapi Jack memiliki saingan berat , Mikael , tetangga sebelah kanan Andara , yang juga kakak kelas Andara . Persaingan itu membuat Jack dan Mikael selalu bertengkar . Dan Jack kini merasa dunianya semakin kelam , beberapa bulan lalu dia kecelakaan dan kakinya cidera , dia harus rela membiarkan Andara semakin dekat dengan Mikael . Meski semasa sakitnya Andara lebih perhatian padanya .
        "Aku baik - baik saja jack , kini aku akan lebih perhatian dengan diriku "
Sahut Andara tersenyum , namun jack hanya menatapnya malas .
        "Kau sudah menyelesaikan kuliah mu ? "
Tanya Emily
        "Ya , tugas akhirku akan selesai , mungkin minggu ini "
        "Aku benar - benar tidak menyangka , kau seperti hama pemakan tugas! "
Kalimat emily terdengar horor bagi Andara .
        "Kau punya waktu luang? Kau bisa berjalan - jalan dengan kami ? "
Tanya Jack , Jack merindukan Andara , merindukan mata hitamnya yang tajam . Jack tahu Andara benar - benar menguras waktu untuk kuliahnya . Jack bisa melihat itu , Dari jendela Kamarnya .
        "Aku tidak bisa jack ...  "
Jawab Andara menundukan wajahnya , sedih . Jack hanya memalingkan wajahnya . Menyembunyikan ra
ut kecewa dari wajahnya
        "Sayang sekali aku tidak bisa menolak ! "
Tambah Andara lagi , membuat Jack dan Emily tertawa .
•••
    Sore , akhir senin yang sibuk bagi sebagian orang , dan sebagian orang lagi masih berkutat dengan pekerjaanya . Andara duduk di bangku taman di bawah menara eiffel . Menikmati sisa-sisa akhir musim hujan . Look Book Winter Collections'nya sudah Ia serahkan , kekantor Labelnya yang terletak di La Defensè Paris . District Bisnis yang gedung pencakar langitnya menguasai Langit Paris .
   Andara benar-benar berpenampilan layaknya seorang Designer yang Fashionista , Woman coat selutut dengan warna merah menyala dipadu dengan Sarung tangan dan Topi Dingin warna hitam , rambut ikalnya yang hitam legam Ia biarkan terurai , dan High Heels women boot yang juga berwarna merah , Andara tampak cantik dan fungky .
   "Paris dan kamu adalah pemandangan yang tak terlupakan "
Mikael tiba-tiba datang dan duduk disamping Andara , Mikael mengenakan Coat Hitam yang dikombinasikan dengan warna merah di Manset dan Kerah nya . Mikael memiliki warna mata Hijau Tosca, dan rambut coklat gelap dia asli Paris , Mikael tidak kalah tampan dengan Jack . Mikael dan Andara tampak sangat serasi . Mereka seperti pasangan Model jika dilihat dari Lensa Fotografi .
   "Kau tidak perlu melupakan ku mike ...  "
Sahut Andara dengan senyum manis di wajahnya dan Mikael tentu tidak mau melewatkan itu , Ia pandangi Andara . Meski pandangan Andara tidak lepas dari eiffel yang menjulang tinggi di atas sana .
   "Tidak , karena aku tidak bisa . Mungkin kamu yang akan segera melupakan
    Kenangan ini , setibanya di Indonesia . "
Kini Mikael yang tersenyum kecut memainkan buku-buku jemarinya . Ia tidak berani memandang Andara , saat andara memandangnya ,
  
    "Kau pikir akan semudah itu ? Mike , itu tidak mungkin "
Andara senyum tidak percaya pada dirinya sendiri .
    "Tentu tidak , karena saat kau hampir lupa , aku akan menyusulmu kesana
     Dan kau tidak akan lupa "
Sahut Mikael dengan senyum lebar , Andara ikut tersenyum . Masa - masa dengan Mikael tak akan terlupakan , Mikael tahu semua yang terjadi pada Andara juga rencana Andara untuk menetap Di Indonesia dan mengembangkan dunia Fashion disana , karena memang Inspirasinya hingga saat ini memang Ia dapatkan dari Indonesia . Mikael juga yang membimbingnya saat Andara masuk di University Of Paris .
   
     "Apa tidak sulit memulainya dari sana ? . Indonesia , tidak seperti Paris .
     Terlebih kau sudah memiliki peluang disini "
      "Indonesia memang tidak seperti Paris yang megah dan bebas . Tapi disana
       Ada yang berontak , kehidupan disana timpang . Dan aku ingin berusaha
       Membuat standar dan mensejajarkan mereka . Dengan Fashion, aku ingin
       Menarik , mahasiswa-mahasiswa Desain untuk bergabung . Membuat
       Label sendiri , dan pasti menciptakan banyak lapangan kerja . Aku ingin mulai
       Dari Nol , dan aku ingin setidaknya Indonesia memiliki District seperti Harajuku
       Di jepang atau Gangnam di Korea selatan . Agar remajanya memiliki cara
       Ekspresikan diri mereka dengan cara yang positif "
Andara menjelaskan alasanya untuk mengabdikan diri , di Indonesia . Selain untuk mencari suasana baru bagi hidupnya . Andara ingin Indonesia memiliki Trend sendiri , melalui Industri kreatif disana dan membuat pemuda memiliki tempat menyalurkan bakat , menurut Andara , Desaigner hebat itu saat Ia bisa merubah Gravity di tembok pinggir jalan menjadi Maha Karya .
  
       "Aku tahu , kau bisa melakukanya . Dan kau tahu , sejauh apapun aku
        , aku selalu mendukung mu ...  "
Ucap Mikael dengan senyum tulus diwajahnya . Andara membalas senyuman itu.
    
        "Terimakasih Norman Mikael ... "
      Andara baru saja memasuki kamarnya , Saat ia dengar kegaduhan dirumah Jack . Dia membuka jendela kamarnya , tapi tidak bisa melihat apapun kedalam rumah jack karena tirai dan jendela tertutup rapat . Kamar Jack juga gelap . Tapi suara pertengkaran itu , semakin menjadi - jadi . Orang tua Jack bertengkar hebat malam ini .
     Orang tua Jack sejak tiga bulan lalu , mulai sering bertengkar . Mereka bahkan hampir bercerai , tapi urung saat Jack kecelakaan . Namun kini , meski Jack bahkan belum bisa berjalan , mereka sudah sering bertengkar lagi .
      Jantung Andara berdebar kencang , pertengkaran itu semakin menjadi - jadi , teriakan histeris , hingga bunyi barang pecah belah yang dihancurkan . Andara gemetar , dia hanya memikirkan Jack , Jack pasti sangat Syok . Ucapan saling memaki pun terdengar disana
       Miris , sekitar lima belas kemudian Ibunya Jack keluar rumah , membawa serta sedan hitam metaliknya dengan kasar . Tidak berselang lama Ayah jack pergi , meninggalkan Emily yang histeris didepan pintu rumahnya  dan Ford mewahnya pun bernasib sama dengan Sedan Mewah milik BMW tadi .
       Andara tidak lagi bisa menahan dirinya , Ia harus menemui Jack . Ia berlari dari kamarnya , tanpa mendengarkan panggilan Oma nya yang setengah berteriak . Sampai dirumah Jack , rumah itu tampak Kacau , Guci hias dan beberapa hiasan lain hancur , dan pecahanya menganga di lantai . Andara melewati itu dengan hati - hati . Menemukan Emily yang menangis tergugu di ruang makan . Kondisi ruang makanpun tidak lebih baik , makanan di atas meja berantakan hingga ke lantai .
     Hati Andara remuk , Jack bulir air matanya mulai mengalir , dia masih duduk dikursi Rodanya , dipojokan diruang makan . Andara menghampiri Emily lebih dulu , dia duduk dilantai , isak tangisnya memenuhi ruangan . Tanpa banyak bicara , Andara memeluk Emily , erat .
      "Ayah ibu meninggalkan aku dan jack , mereka keterlaluan ... "
Isak emily dalam rangkulan Andara .
     "Hush baby , Aku tahu kalian bisa lewati ini ... "
Tidak ada yang bisa di ucapkan lagi oleh Andara , hatinya sendiri ikut hancur menyaksikan semua ini , Andara merenggangkan pelukanya dan mengecup kening Emily .
      Andara kini menghampiri Jack perlahan . Ia merendahkan tubuhnya menyamai Jack yang duduk di kursi roda .
      "Jack , be strong ...  "
Ucap Andara yang langsung merangkup tubuh Jack . Jack membalas pelukan itu erat , seolah tiada lagi hari esok , ya tiada .
•••
      Tidak ada kabar dari orang tua Jack , hingga pagi ini . Sementara Jack dan Emily menginap dirumah Andara , membiarkan sisa sisa kekacauan itu dibereskan oleh staff rumah tangganya yang bekerja Part Time . Emily tampak sangat menyayangi Jack , dia mengurus perlengkapan kakaknya dengan baik .
     Ruang makan dikediaman Andara mendadak ramai dengan kehadiran Jack dan Emily , Oma Rose tidak keberatan dengan kedatangan mereka semalam , bahkan Ia memeluk emily dengan tangisan , saat Emily dan Jack dibawa kerumahnya oleh Andara .
     Hampir dua minggu Jack dan Emily Disana , kabar perceraian Orang tuanya telah sampai ketelinga Jack dan Emily , dan hak asuh mereka jatuh ketangan Ibunya . Tapi Jack dan Emily tidak memilih siapapun . Mereka ingin tinggal bersama Kakek dan Neneknya yang berada di Manchester . Ibunya tidak bisa ikut dengan kedua anaknya , karena pekerjaanya di Paris . Akhirnya membiarkan Jack dan Emily tinggal di Manchester . Setidaknya , ibunya masih bisa bersama anak - anaknya hingga musim hujan berlalu.
      Dan sore ini , Andara mebawa Jack bermain di lapangan basket didepan rumah.  Andara membantu Jack berdiri dan perlahan mencoba berjalan kembali , Jack sudah bisa selangkah dua langkah , meski wajahnya pucat pasi . Tapi Andara percaya , Jack akan segera sembuh dengan sedikit semangat lagi .
     "Jack , kau butuh sedikit semangat lagi .... "
Ucap Andara yang duduk dibangku dipinggir lapangan itu dan Jack sedang meminum,minuman Isotoniknya di Botol , keringatnya mengucur .
    "Mungkin kau bisa menghubungkan ku ke charger adaptor , dan mengisi
     Semangat ku ...  "
Sahut Jack dengan senyuman
      "Jack , berjanjilah , sedikit banyaknya kau harus berjuang jangan menyerah "
  Andara menggengam tangan Jack erat , dia berkata dengan sungguh - sungguh
      "Aku berjanji untuk mu Andara . Aku tak akan menyerah "
    
      "Yep , dan jack . Jangan benci ayah dan Ibumu , kau boleh marah
      Tapi jangan berlebihan "
   
      "Kau akan benci mereka saat ada diposisiku "
     "Jack , setidaknya orang tua mu masih hidup , jangan sia - siakan mereka
     Mereka boleh saja berbuat buruk , asal bukan kau yang begitu "
     "Seandainya semuanya semudah yang kau ucapkan "
Jack berkata sinis
      "Ya , memang tidak . Semua orang pasti menganggap hidupnya sulit
      Dan rumit "
      "Kau pikir aku menganggap ? Aku merasakanya !! "
      "Aku tahu kau merasakanya , tapi bisakah kau membuat semuanya lebih
      Mudah ?  Ini sudah rumit untuk ibumu , dam kini kau membuatnya
      Semakin rumit jack  ... "
      "Karena mereka yang membuat semua ini menjadi rumit !! "
Jack tak mau kalah
       "Jack , kenyataan itu seperti lotre dan judi . Baik buruknya harus di
       Hadapi . Kita mungkin bisa melawan diri sendiri . Tapi kita tidak bisa
       Melawan kehendak takdir , jika kita kuat , maka kita harus melewatinya
       Dengan baik ... "
Andara berkata , sambil terus menatap langit paris . Ia ingat apa yang telah Ia lewati disini . Ia ingat Ayah nya , Ibunya dan si kecil Laurent .
       "Maka aku tidak sekuat itu , aku memiliki jalan ku , meski aku cidera
        Dan seandainya tidak , aku pasti sudah berlari di jalan itu.  Aku sudah
        Dewasa, aku tahu mana yang baik dan buruk . Mereka sebagai orang tua
        Tidak seharusnya keterlaluan seperti itu  "
       "Jack  ... orang tua mu juga memiliki jalan mereka . Pilihan mereka .
        Jika mereka tidak bisa mengalir seperti air , aku harap kau bisa . Buat
       Mudah dan ringan , berlaku baiklah , sebagimana kebaikan itu sendiri
       Bukan kebaikan untuk dirimu sendiri "
       "Untuk apa ?  Bahkan mereka tidak peduli , kebaikan seperti apa?
        Mereka juga memikirkan kebaikan mereka sendiri . Kenapa aku
        Mesti peduli ? "
       "Jangan egois jack , jika kau begitu kau sama saja dengan mereka "
Jack melepaskan genggaman tangan Andara , dan sekejap Andara terkesiap
       "Kau terlalu banyak bicara!!  Kau tahu apa ?! . Keluargamu harmonis
        Hidupmu nyaman , kau sehat dan semua orang menyayangi mu
        Kau tahu apa ?! Kau hanya terus bicara omong kosong !! Kau pernah
        Merasakanya ??  Tidak kan ?!! Orang tuamu baik baik saja disana
        Mereka hanya menunggu mu agar bisa berkumpul kembali  .   
        Kau tahu  apa ?!!!"
Andara tidak berkedip menatap Jack yang mengeluarkan segala keluh kesahnya . Menganggap Andara tidak tahu apa - apa . Jack terus berteriak tidak terima atas nasihat andara
      "Kau tidak tahu apa yang aku rasakan , kau tidak tahu rasanya kesepian
       Kau tidak tahu rasanya merindukan orang tua mu,  merindukan kasih
       Sayang mereka , kau tidak tahu dara!! "
        Andara tidak tahan dengan ucapan Jack , yang terus monohok hatinya . Kini Andara berlutut didepan Jack , mensejajarkan tubuhnya dengan Jack . Air matanya terus jatuh , seiring dengan wajah Jack yang semakin memerah, dan matanya yang juga menahan tangis . Kepahitan ini , seolah menyelimuti mereka berdua . Kenyataan memainkan mereka dan langit Paris kembali gelap , seolah ingin ikut menumpahkan kepedihan di atas sana .
       "Jack , maafkan aku . Aku tidak bisa mengerti kamu . Maafkan aku
        Telah memojokan mu , padahal aku tidak tahu rasanya.  Maafkan aku
       Aku hanya tidak ingin , kau tumbuh dalam kebencian ... "
Andara kembali memegang tangan Jack , hingga jack tidak mampu berkata - kata . Rasanya , Ia tidak akan bisa meninggalkan Paris , karena Andara . Tapi Ia juga tidak bisa hidup disini didalam konflik ini. Tapi Andara memang benar , kenyataan itu seperti Lotre dan Judi .
•••
      Sudah seminggu kediaman Andara sepi . Jack tidak pernah menemukam Andara ataupun Oma Rose . Gerbang rumah itupun di kunci Rapat . Jack kini sudah semakin baik , dia sudah bisa berjalan meski masih ngilu tapi Emily terus menyemangatinya . Kini kakak beradik itu sedang berada ditaman Eiffel , didekat jembatan Sungai Seine , mereka kini rutin kesini , untuk membantu Jack belajar berjalan lagi . Emily sedang membeli Air mineral saat Mikael berdiri disamping Jack yang menatap Eiffel dari jauh .
      "Kau semakin rajin berlatih , kau tidak ingin kalah dengan ku yah  "
Ledek Mikael, sambil tersenyum ikut menatap Eiffel , Ia ingat saat menghabiskan sorenya disini bersama Andara , rasanya itu sudah lama sekali
      "Kau tahu , aku tidak akan kalah  "
Sahut jack dengan senyum sinis
      "Tapi jika kau masih cidera seperti itu , aku tidak yakin kau bisa menyusulnya
      Ke Indonesia "
Balas Mikael dengan senyum yang tak kalah menyebalkan .
     "Indonesia ??  Apa maksudmu ?!! "
Jack memicingkan matanya menatap Mikael
     "Jadi kau tidak tahu ?? Kau payah sekali ! "
    "Tidak usah banyak bicara , katakan saja! "
Jack tidak sabar
      "Dasar labil , Andara sudah pindah ke Indonesia sekitar seminggu
      Yang lalu , bodoh !! "
Cela Mikael , Jack masih menganga tidak percaya Andara pergi  tanpa bicara apa - apa . Apa semua ini karena dia ?  Jack mulai menyalahkan dirinya sendiri
       "Oma rose ikut ? "
Hanya itu yang akhirnya keluar dari bibir jack . Ia tidak mungkin mengatakan pertengkaranya dengan Andara,  atau si bungsu keluarga Norman ini akan mengamuk .
        "Tidak ia tinggal dengan anak bungsunya di Nicè . Semuanya akan berubah
         Tanpa Andara . Tapi aku senang , setidaknya ia bisa lepas dari kenangan
         Buruk , dan memulai hidup yang lebih baik disana  "
Ucapan itu tulus dari hati mikael , meski Ia sangat kehilangan Andara . Tapi Ia tahu , jika gadis itu memang miliknya , Ia tidak mungkin jatuh ke hati yang lain . Untuk saat ini , hanya itu yang bisa ia percaya untuk bisa meneguhkan hatinya .
      Tapi ucapan Mikael justru terasa ganjal dihati Jack , kenangan buruk ?  Hidup yang lebih baik ??  Membuat Jack bingung.
        "Kenangan buruk ?  Apa maksudmu ? "
       "Ya tuhan , kau bodoh sekali jack ? . Sebenarnya sejak kapan
       Kau tinggal disebelah Andara ? Atau ingatan mu hilang separuh
       Saat kecelakaan ?! "
Ucap Mikael dengan Nada yang dibuat - buat membuat Jack semakin kesal
       "Atau Otakmu yang hilang separuh , aku baru sembilann bulan
       Disini ! "
Jawab jack , Ia hilang Sabar .
       "Kau benar - benar tidak tahu ya ? Ia belum bisa melupakan kejadian
       Yang menimpa orang tuanya . Mereka mengalami kecelakaan pesawat terbang
       Saat hendak berlibur ke Hawaii.  Orang tuanya dan adik laki - lakinya
       Laurent , tidak selamat "
Mikael seolah memutar balik masa - masa itu , kejadian setahun lalu yang membuat senyum Andara pudar total . Sementara Jack , bibirnya kelu . Ia ingat lagi pertengkaranya dengan Andara . Bagaimana gadis itu berlutut meminta maaf padanya sambil menangis . Sekali lagi rasanya hatinya tercabik - cabik
      "Hei , kau menangis ? . Aku beri tahu ya , kau tidak punya waktu untuk menangis
      Jika ingin memenangkan hatinya . Kau pasti kalah , kau belum pernah ke
      Indonesia kan ? Aku sudah! "
Ucap Mikael dengan Bangga , ya dia pernah Ke Indonesia . Dia pernah berlibur ke Bali . Dan nyaris enggan pulang . Jika Visa nya tidak habis . Dan Jack , tidak ada gunanya bersedih didepan Mikael,  atau Si bungsu Norman itu akan semakin menjatuhkanya.
      "Hei , aku akan segera sembuh  !!  Lihat!! "
Jack berusaha bangun dari Kursi Rodanya . Membuat Mikael terkejut , tapi dia membiarkan Jack . Semua ucapanya itu untuk membuat Jack semangat untuk sembuh .
Jack merasakan kakinya gemetar lagi , tapi ia melanjutkan langkah nya , selangkah , dua langkah , hingga lebih dari sepuluh langkah , meski langkahnya kecil , tapi Mikael sangat kagum
       Mikael terus berada didepan Jack,  seolah mengajar seorang bayi yang sedang belajar Jalan . Mikael terharu atas perjuangan Jack . Jack terus tersenyum , meski menahan sakit . Dan semua kenangan tentang Andara kembali merebak di kepalanya . Kini senyuman Jack diliputi Air mata
       Pengunjung taman itu seolah terhipnotis oleh Mikael dan Jack . Mereka bersorak memberi semangat , dan kini Mikael pun ikut berteriak menyemangati Rival nya . Dan Emily ada diantara kerumunan itu menyaksikan Jack dan Mikael , air matanya pun jatuh . Dia sangat menyayangi kakaknya . Ia tidak tega dengan keadaan Jack . Dia terus disana , sebelum akhirnya Jack menyerah jatuh .
      Jack tertawa lepas saat jatuh dan di tangkap oleh Mikael dan beberapa orang membatunya . Mikael dan banyak orang ikut tertawa . Meski kata makian terus keluar dari mulut mereka berdua .
     "Kau bodoh , kau bisa !! "
Ucap Mikael , yang kini duduk ditanah , begitu juga Jack yang ikut duduk di tanah . Tawa dan tangis mereka jadi satu .
     "Sial , aku tidak akan kalah ...  "
Emily ikut bergabung , melampiaskan tangis disana , mereka duduk melingkar di tanah . Disaksikan banyak orang . Banyak orang yang juga ikut menangis dan mengambil foto mereka . Dan dalam hati  jack bergumam ,
      "Ya , andara ... kau benar . Aku harus berbuat baik . Sebagimana kebaikan
       Itu sendiri , bukan kebaikan untuk diriku sendiri . Dan kau juga benar ,
       Hidup itu seperti Lotre dan Judi ...  "
•••
Jakarta , februari, 23,2014
Oleh : Rhainy Akatsuki
Twitter : @Re_rain
Blog : https://www.rhainyakatsuki.blogspot.com

[Original By : ♚ Rhainy Akatsuki]

Comments

Popular Posts