Sepasang Bayangan

gambar judul cerpen


Desir angin kemarau menyelimuti kota hujan sore ini , dedaunan yang menguning berjatuhan layaknya Bunga sakura di Jepang . Langit terlihat membiru berpadu dengan gumpalan awan yang terus bergerak seiring arah angin , sangat indah  .
Rezki Yudhistira , tidak bergeming menyaksikan ini . Matanya kecil terus menengadah , rambutnya yang telah Ia biarkan memanjang kini diikat bagian atasnya , dia tampak seperti Lee Jung Shin dari CN.Blue .
Riyanti baru keluar dari sebuah toko Aksesories, saat melihat Yudhi bersandar di Sedan antik nya . Gadis yang akrab disapa Ari itu terpesona melihat yudhi , Pria itu yang telah menemaninya dua tahun terkahir ini . Ia cek lagi , plastic bag yang berisi sepasang cincin atas nama mereka didalam Tas punggung nya . Akhir maret ini , mungkin awal yang tepat . Untuk mulai serius dengan Yudhi .
"Pak dhi !! "
Ucap Riyanti saat ada di samping Yudhi . Yudhi tersenyum tipis .
"Udah dapet yang dicari ar ? "
"Udaaahhh dooonngg , eh pak dhi . Langitnya indah banget yak ... "
"Iya , seperti langit september dua ribu tujuh "
Jawab yudhi dingin dan sangat tenang , matanya belum puas menatap langit indah itu . Sedangkan Riyanti terkesiap mendengar jawaban yudhi, september dua ribu tujuh . Setiap yang mengenal yudhi pasti tahu , arti kalimat itu.
Tapi yudhi seolah tidak peduli perubahan wajah Riyanti . Hatinya masih gamang . Yudhi bingung atas hidupnya sendiri . Ia jelas berjalan disini , dunianya berputar disini . Tapi Ia tidak tahu , dunia macam apa ??  Jalan yang mana  ??  Rasanya tujuh tahun ini hidupnya tidak berjalan, tidak berputar . Ia masih berdiri ditempat yang sama , hatinya masih sama .
"Udah ? Yuk  ,"
Ajak Yudhi yang berusaha keras menyadarkan dirinya . Yudhi menatap gadis ini . Ia tidak boleh terlihat seperti ini didepan Riyanti . Setidaknya , sampai ia tak mampu menahan hatinya
Setelah kalimat itu , Riyanti seakan tercekat . Ia tidak bisa berkata apapun lagi . Bahkan untuk sekedar melarang Yudhi mengingat masa lalunya . Ia merasa tidak berhak . Tapi semua ini justru membuatnya semakin merasa bodoh . Dan semakin jelas kini , jangan kan memiliki hati yudhi , menyentuhnya pun tidak .
"Kita ke cafe ujung jalan dulu yah  ....  "
Ucap yudhi sambil memasang sabuk pengamanya . Riyanti kini semakin terkesiap . Cafe itu , mungkin sudah lebih dari lima tahun Yudhi tidak pernah menginjakan kakinya disana , lalu kenapa tiba - tiba ingin kesana ?
"Untuk apa ? " jawab Riyanti dengan wajah yang tak menyenangkan .
"Teman teman ku ingin aku ikut pertunjukan perdana mereka di cafe itu "
"Apa harus  ? "
"Ku rasa , harus  "
Riyanti diam lagi , tak bisa mengatakan apa-apa lagi . Pria disampingnya adalah orang yang selalu bergerak mengikuti rasa keinginanya . Dia takan berhenti meski dilarang , dan takan bergerak meski dipaksa , jika itu bukan keinginan nya .
    
Riyanti memasang headset ditelinganya , memutar lagu - lagu hiphop dengan volume keras , dia tahu betul efeknya pada yudhi nanti nya . Masa lalu yudhi itu seperti narkoba .lalu tiba-tiba akan membuat yudhi uring - uringan dan kacau . Berbuat bodoh dan tak lagi memikirkan hidupnya . Jika sudah begitu , tidak ada yang bisa memulihkanya jika bukan yudhi sendiri . Riyanti hanya menarik nafas dalam ...
"Adinda ... kau benar - benar membawa dirinya ...  "
Desis Riyanti dalam hati .
     
Adinda , cinta pertama Yudhi . Yang hingga kini masih menetap dalam hati Yudhi . Meski Adinda pergi , tanpa kata , tanpa kabar . Orang bilang Adinda pindah ke Canada bersama keluarganya . Tak bisa dihubungi , tak ada yang tahu kemana sebenarnya Adinda dan keluarganya pergi
  
Semua orang tahu , Adinda pernah dekat dengan Yudhi . Riyanti juga tahu itu . Riyanti mengenal Adinda , Riyanti tahu cerita Adinda dan Yudhi . Kisah yang didengar dari mulut ke mulut . Dan soal kenapa Ia bisa disamping Yudhi hingga saat ini . Ia bahkan tidak tahu jawabanya .
   
Riyanti masih diam, memandangi jalanan yang di lewati sedan Antik ini , langit yang tadi cerah mulai menggelap, dan lampunlampu jalan yang temaram menyisakan bayangan .dua lampu merah lagi mereka akan sampai di kawasan ujung jalan ,tak ada yang ingin Ia ucapkan . Dia hanya cemas pada Yudhi , jika pergi ke cafe itu . Tapi nyatanya , yudhi seperti tidak peduli . Dari ujung matanya , riyanti bisa melihat yudhi sepertinya sangat yakin .
Mobil di parkirkan di gerbang utama , semua pengunjung kemudian berjalan kaki .Kawasan ujung jalan terlihat ramai . Disini adalah tempat hang - out paling terkenal . Kawasan ini sesak oleh orang - orang segala usia terutama remaja , karena apapun tersedia di kawasan ini , mulai dari deretan toko , restoran dan cafe  ada disini .
Tapi, sejak riyanti keluar dari dalam mobil itu , yudhi tak kunjung keluar . Riyanti memilih duduk dibagian depan mobil , menikmati desir angin malam memainkan rambutnya . dia mencoba menetralisir hatinya , belum sehari dia ingin serius dengan yudhi . Tapi yudhi justru sangat serius dengan masa lalunya . Riyanti gamang , jika tidak dihentikan sesegera mungkin, hubungan mereka . Luka yang sangat perih juga akan di rasakanya .
"Perasaan itu tak bisa di paksa , aku terlalu egois jika menahan yudhi
untuk tinggal . " 
Nurani riyanti bicara pada dirinya sendiri . Riyanti kemudian ingat , kalimat dari seorang wanita bijak yang dikenal nya .
"Terkadang , seseorang tidak ingin jatuh cinta lagi , tidak tertarik dengan cinta manapun lagi , sebab dia pernah jatuh sangat dalam . Mencintai dengan penuh dan merasa puas . Hingga mereka tak inginkan apa-apa lagi . "
Riyanti terngiang ucapan wanita itu , Ia jadi ingat cerita teman - teman nya tentang bagaimana yudhi berusaha menemukan Adinda . Bagaimana yudhi frustasi karena Adinda menghilang begitu saja . Cerita Adinda dan Yudhi itu cukup terkenal . Terlebih yudhi tidak pernah dekat dengan gadis manapun selain Adinda . Begitupun sebaliknya .
"Tapi orang seperti itu apa benar - benar ada ?
Yang tidak bisa jatuh cinta lagi ?
Yang bagaimanapun perihnya , cinta itu tetap menenangkan hatinya ... "
Riyanti kembali bertanya - tanya . Dan mungkin orang seperti itu memang ada .
Sementara Riyanti berkutat dengan hatinya , Yudhi tertunduk menyerah di stir mobilnya .
bayangan Adinda dan kenangan tujuh tahun silam terus bergelayut di hatinya . Seperti tayangan film dokumenter . Hatinya tak bisa diam , nama adinda terus dipanggilnya .
"Adinda , kamu , senyum , buku , hujan , aku mencintaimu  "
Kata - kata itu terus terucap didasar hati yudhi tak beraturan . Senyum adinda , cara bicaranya , membuat yudhi semakin frustasi . Sekejap ia berfikir untuk membatalkan acara itu dan meninggalkan tempat ini . Tapi ia ingat teman - temanya . Ia ingat gadis yang sedang duduk dihadapanya ini . Yudhi mendongakan kepalanya melihat riyanti yang duduk disana sendirian , rambut ikal sepunggung nya ikut menari seiring gerakan kepalanya menikmati lagu yang berdentum keras di Headset nya .
Hatinya utuh sepenuhnya milik Adinda , Ia akui itu . Lalu riyanti ? Gadis itu tidak hanya menangis, namun berdarah untuknya pun akan dilakukan . Riyanti melakukan ini bukan hanya sekedar untuk cinta , tapi juga dukungan semangat untuk yudhi .
"Lalu apakah aku tidak bisa berbuat baik seperti dia  ? .
dia menjaga hatiku , lantas apa aku harus menghancurkanya ? "
Yudhi diam beberapa saat . Sebelum akhirnya keluar dari mobilnya . 
Memilih menghadapi apa yang Ia pilih .
•••
Riyanti duduk di bangku pojokan di dalam cafè ini . Cafè yang kini sepenuhnya remang - remang . Hanya lighting dari panggung kecil yang menyinari kegelapan cafè yang berbentuk kubus dan semua dinding cafè adalah kaca besar tembus pandang yang super tebal , kecuali bagian belakang yang bangunanya didominasi warna merah bata . Dari cafè ini kita bisa melihat keadaan di luar cafè sesukanya . Begitupun , para pengunjung yang lewat di kawasan ini mereka dapat melihat ke dalam cafè sesukanya pula .
Yudhi berada disana dengan teman temang band nya . Yang riyanti kurang peduli siapa mereka . Yang Ia kenal hanya pria kurus tinggi yang rambutnya keritingnya diikat tinggi- tinggi . Lantunan musik berdentum dentum hingga terasa sampai kedalam dada . Matanya terus memperhatikan Yudhi yang bermandikan cahaya lampu warna - warni . Diseberang tempat duduk riyanti juga terdapat sekumpulan teman lama Yudhi dan gadis-gadis yang mulai berbisik .
"Itu pacar yudhi ? "
"Jauh banget sama Adinda . . . "
"Apa yudhi benar benar sudah sembuh ? "
Begitu terus bisik bisik terdengar diseberang sana , yang bahkan nyaris mirip teriakan saat musik berhenti . Tapi Riyanti tak menaruh sedikitpun perhatian di sana . Selain terus memaki dalam hatinya "Orang tolol "   "kalian tahu apa ? "  . Riyanti terus menguatkan hatinya , sedikit banyak Ia juga sadar . Ia pernah ada diseberang sana pula . Menggosipkan Adinda , yang selalu hanya berdua dengan Yudhi . Dan saat itu Riyanti sadar , dia memang sangat berbeda dengan Adinda . Dari Sifat , kesukaan hingga cara berpakaian .
Riyanti menarik nafas nya dalam dalam . Dia merasa akan segera gila jika terus mencintai Yudhi . Dan pasti akan sama gilanya dengan Yudhi . Dia harus segera mengakhiri ini . Dan dalam kurang lebih satu jam dia disana , tak ada yang dilakukan riyanti . Dia hanya duduk gelisah , menatap langit langit sambil pikiranya terus mengingat masa lalu saat Adinda masih ada . Bahkan Jus jeruk yang dipesanya masih utuh . Riyanti juga tidak menonton yudhi , dia tidak terlalu pusing untuk mendengarkan lagu itu , karena yudhi hanya bermain gitar
•••
Kawasan ujung jalan masih dalam fase sangat ramai . Saat yudhi dan Riyanti keluar dari cafè . Mereka menyatu dengan pengunjung yang berjalan dikoridor, koridor jalan yang besar . Kali ini angga sajap mereka tidak berada di Kota Bogor , mereka seperti berjalan disalah satu kawasan Popular di Jepang , Shibuya . Ya , tapi tentunya Kawasan Ujung Jalan tidak pernah benar benar padat dan keren seperti Shibuya aslinya . Rembulan bersinar terang , dan meninggalkan bayang bayangan di antara awan yang terbang disekelilingnya . Dan bintang berkilauan di atas sana .
"Langit nya masih tetap cerah ya Ar  ...  "
Yudhi membuka kebisuan diantara mereka , masih tetap memanggil riyanti dengan panggilan Ari , sebagai kesukaanya . Sedangkan riyanti yang sedari tadi menunduk memperhatikan langkah kaki mereka yang seiring, kini mendongakan kepalanya .
"Iya , rembulanya indah dan semuanya berbayang seperti aku  "  . Jawab riyanti dengan senyum yang tak bisa di artikan . Yudhi menatap penuh tanya .
"Iya, berbayang seperti aku . Aku kan bayangan kamu  "
lanjut Riyanti . Memaksa Yudhi untuk mengerti . Tapi yudhi masih menggelengkan kepalanya .
"Aku bayangan di kanan , dikiri , di belakang dan dibawah kamu ,
dan bayangan gak akan ada di depan atau di atas kamu kan ? "
"Kamu ngomong apa si ar ? . "
Yudhi menunda langkah nya dan menatap Riyanti lekat lekat . Mata mereka saling bertemu, dan yudhi tak menemukan apapun dari mata riyanti . Begitupun saat riyanti menatap Yudhi , kosong . Membuat Riyanti mengehentakan kakinya dan kembali melangkah dengan sedikit gumaman frustasi .
"Aku bayangan kamu , yang ga akan pernah ada diatas
sebagai keinginan , dan didepan sebagai masa depan "
Riyanti kini berjalan pelan sambil mendongakan kepalanya . Membuat orang orang yang berjalan disekitarnya menyingkir takut tertabrak . Yudhi justru tersenyum penuh arti . Mendengar pernyataan Riyanti . Dan dengan bodohnya membenarkan ucapan gadis disampingnya . Ya , Riyanti tidak pernah menjadi keinginanya , tapi bukan berarti tidak menjadi masa depanya  .
"Yudhi , Aku lelah . Bagaimana kalau kita akhiri ini ? . Aku bisa
membangun lagi hari hariku. Dan kamu bebas menikmati masa lalu mu
kau tahu , aku juga tidak ingin membuatmu tertekan , karena dengan mencintai
Masa depan berarti kau harus melupakan masa lalu
dan sepertinya kamu masih belum bisa . Jadi , sebaiknya akhiri saja .
mungkin nanti kau akan siap , meski tidak bersama ku saat kau siap
itu tidak masalah , asal kau bahagia  .... "
Ada gumam tak jelas disetiap kata yang diucapkan riyanti , dan berakhir dengan kebisuan bodoh . Sudut hati yudhi seperti tercubit , sebelumnya riyanti tidak pernah angkat bicara soal masa lalunya . Tapi kini yudhi tahu , riyanti diam bukan karena dia percaya yudhi telah sembuh dari masa lalunya , tapi riyanti diam karena menghargainya .
"Aku tidak bilang kamu hanya membuatku sebagai pelampiasan, ya karena kita berasama cukup lama ... "
Ada jeda dan senyum getir , tenggorokanya kian tercekat
"Ya, dua tahun itu cukup lama . Dan menurutku kau terlalu bodoh jika aku di jadikan pelampiasan ...... ya .... kau tahu kan .... banyak gadis yang lebih cantik yang lebih pantas pula  .... "
Kalimat itu keluar dengan terbata bata , riyanti terus melirik yudhi . Tapi yudhi masih tidak merespon . Membuat riyanti tertunduk dalam .
dan orang orang yang lewat masih harus menghindari yudhi dan riyanti yang berjalan dengan jarak yang cukup renggang . Memungkinkan seseorang menyelip diantara mereka , dan kini keduanya menunduk .
"Jika kau tahu aku belum bisa melupakan masa laluku , lalu kenapa kau ingin
Aku memulai dengan yang lain ? "
Yudhi bicara tanpa melirik riyanti sedikitpun , kedua tanganya masih nyaman didalam saku sweternya
"Aku tidak bilang begitu dhi, ak- "
"Kau seolah bilang begitu ! "
"Ya. Oke . Aku merasa tidak pantas bersama mu "
"Lalu aku pantas dengan orang lain ? Jika bersamamu aku tidak bisa,lalu aku bisa dengan yang lain ? Lalu apa bedanya kau dengan mereka ? Kalian wanita kan ? "
"Dan adinda juga wanita ! "
Yudhi tersentak kalah .
"Ya, adinda memang wanita tapi dia berbeda . Wanita impian , wanita kenangan, wanita terindah "
Tapi kalimat itu tertahan dihatinya , dia tidak bisa mengatakan itu pada riyanti . Sudut hatinya yang paling kanan menolak melukai gadis ini , sudut hatinya paling kanan meminta yudhi mengakui rasa sayang nya, tapi masalahnya yudhi belum merasakan hal itu. Atau mungkin sebenarnya yudhi itu sangat menyayangi riyanti karena sedikitpun tidak terlintas dalam benak yudhi untuk memulai dengan gadis lain
"Aku memang belum bisa sepenuhnya. Tapi kau tahu ? Aku mencoba
dan sedikitpun aku tidak berfikir untuk pergi dan memulai dengan gadis lain
aku tahu kemana aku akan berjalan saat melihat mu, aku merasa ada diriku
dalam dirimu
kita sangat tulus, meski kita tulus untuk orang yang berbeda "
Riyanti mencoba memahami kalimat yudhi . meski masih tertunduk dan kini matanya telah berkunang kunang . Dan langkah mereka semakin pendek dan lambat. Mereka mulai menikmati kejujuran ini
"Tapi bukan berarti aku tidak serius, meski hatiku belum penuh. Tapi aku
selalu berusaha mengisinya . Dan tidak pernah terlintas pikiran tolol itu , untuk
memulai dengan gadis lain lagi . Aku sudah cukup  ....  "
Ada jeda disana , tapi riyanti sama sekali tidak ingin menyela
"Tapi sepertinya kamu belum cukup , aku memang tidak punya apa apa ,
untuk berjanjipun aku mungkin tak bisa . Ini sisa hatiku , sisa waktuku , ku pikir kau
mau menjalani bersama ku . Meski getir dan hambar .... tapi ya .... setiap
Orang pasti ingin dicintai dengan penuh .... "
Kini tangis riyanti pecah , dia menggelengkan kepalanya menyangkal kalimat yudhi .
Bukan itu yang dia maksud , bukan . Tapi rasa sedih di hatinya karena perasaan yudhi kini telah mengambil alih .
Yudhi menghentikan langkahnya , memperkecil jarak mereka , dia mencengkram erat pundak riyanti dengan kedua tanganya . Sesekali ikut mengusap air mata riyanti yang terus mengalir . Ia tatap gadis ini , dia memang sangat berbeda dengan Adinda ,dari sisi manapun mereka berdua sangat berbeda. Dan kini sisi kanan kiri mereka mulai berhenti , dan hampir berkerumun menyaksikan yudhi dan riyanti . Riyanti terlalu sibuk dengan tangisnya untuk mengusir mereka , dan yudhi sama sekali tidak peduli , dan menganggap orang yang menontonya tidak penting .
"Ari , aku tidak punya alasan apapun untuk menahan mu , jika memang
kau sudah tidak bisa berjalan bersama ku .
Aku juga dak bisa berjanji untuk hidup dengan mu , karena hidup
Dengan mu kini telah menjadi sebuah komitmen "
"Jika aku memang tidak bisa memiliki yang terindah , tapi setidaknya , aku memiliki
yang terbaik . Yang mau bersama ku seperti bayangan . Itupun jika kau masih
Mau , bersama ku dengan cara seperti ini , dengan cinta sesederhana ini ....  "
Yudhi tersenyum tipis , kini hatinya terasa ringan . Yudhi berjalan beberapa langkah meninggalkan Riyanti , dia hanya bisa menatap langkah yudhi dengan wajah penuh air mata .
Tapi tidak sampai sepuluh langkah , yudhi berhenti . Berbalik dan memandang riyanti
tangan kananya terulur , meminta riyanti .
Bibir gadis itu menciptakan senyum , melihat yudhi berdiri disana . Yudhi baru saja meninggalkanya beberapa langkah dan Ia yakin , Ia tidak bisa jika yudhi meninggalkanya bersama gadis lain . Dan kali ini riyanti menatap yudhi , riyanti tahu tujuan hidupnya .
Biar,  meski getir , pahit ataupun hambar . Mungkin karena cinta memiliki banyak rasa . Biar , meski seperti orang bodoh yang saling membayangi . Mereka terlalu lelah mencoba . Karena Mungkin cinta juga berbentuk rasa lelah .
•••
Jakarta, 28 Maret 2014
Oleh : Rhainy Akatsuki
Twitter : @Re_rain
[Original By : ♚Rhainy Akatsuki]

Comments

Popular Posts