In the sadly afternoon

Sunset Senja kota
Senja kala itu (koleksi gambar pribadi)


Jika waktu itu aku dapat menahan mu, maukah kau bertahan?
Jika waktu itu aku dapat membaca matamu dan mengerti isyaratmu, apa kau tak akan pergi?.
Tidak. Seharusnya kau memberitahu ku
Seharusnya kau  mengatakan jika kau mencintaiku.
Aku masih ingat.
Musim panas, langit biru dan awan menggantung di atas sana. Masa itu adalah masa paling cerah sepanjang tahun. Terlalu cerah karena kamu, terlalu panas karena kamu.... memintaku.

Pada akhirnya ... kami hanya tetap diam. Membiarkan setiap cinta, rindu, kesepian bahkan cemburu dan marah menggelegak di dasar dada.
Satu-satunya hal yang telah rusak di antara kami adalah karena kami tak pernah berbagi apapun.
Itu kenapa seberapa besarpun cinta tidak akan berarti apa-apa.

Hingga malam itu, kami masih tidak mau berbagi apapun.
Aku bahkan bisa mendengar angin menertawakan kami, saat kami berdiri dibawah ramainya langit. Bisu dan sibuk.
Dinginnya angin malam tak akan pernah bisa sedingin kami.
Malam itu tak menghasilkan apapun selain nafas yang semakin sesak mengengkang kami. Aku tak tahu apa yang salah.
Hingga saat ini ....
Ternyata inilah yang salah.

Kami tak menentukan apapun. Padahal jelas Tuhan memberi kami mulut untuk bicara. Tuhan tahu kami tidak akan bisa saling mengerti tanpa bicara. Tapi, masa itu kalimat kami lebih berharga di banding hati.

Musim gugur berlalu, angin dingin masih menari di antara kami. Meski hati kami saling berpaut, nyatanya logika kami tidak. Ini adalah cinta paling pengecut di dunia. Kami tak menyakiti siapapun selain hati kami sendiri. Hingga lelah.

Siang itu semua serba putih. Angin yang bersembunyi di helaian pohon menghampiri. Seolah tahu apa yang akan terjadi bahkan sebelum kamu melakukannya. Siang itu ...

Di siang hari yang menyedihkan itu ... kamu pergi.


*

*

*

Aku jungkir balik. Aku menangis dengan tangis yang hanya dinding kamar yang tahu. Terus menyalahkan diriku, ini salahku ... ini salahku ...
Angin ikut menangis dan menjadi hampa. Ia bilang tangisanku telah merobek malam.
Seharusnya aku menahanmu
Seharusnya aku mengatakannya padamu
Seharusnya aku ...

Aku tak pernah tahu seberapa besar kamu berusaha padaku. Tapi, ketika kamu bersungguh-sungguh meninggalkan ku... mungkin sebesar itulah kamu dulu bersungguh-sungguh padaku. Mungkin.

Titik balik.
Dan ini sudah ribuan hari. Yang nyatanya kamu tak kembali. Aku tak mengharap apapun selain percaya jika semua ini nyata.
Kamu 
Cinta
Aku
Dan putus asa itu nyata.
Dapatkah aku tahu itu nyata?


_______________________________
Kau harus tahu,
Aku punya cinta
Aku punya kenangan.


Re

Comments

Popular Posts