Hujan Lebat [ Dwilogi Puisi Bagian II ]

Dwilogi Puisi Angin berdesau, Hujan lebat
Ilustrasi pribadi


Malam telah penuh
Saat aku masih tergugu
Menangisimu didepan pintu

Ku dengar,
Ramai porak poranda benda pecah belah
dilempar,dihancurkan
Tanpa peduli, bagaimana dulu kau membutuhkannya

Dan aku masih disana
Ketika malam telah dipenuhi tasbih
Dan hujan lebat membawa berkah dari doa-doa manusia
Ku selipkan doa untukmu
Masih saja dengan cinta

Kau keluar dan membanting pintu
Palingkan muka dan meludah dikakiku
Angkuh langkahmu membelah malam
Memotong hujan

Kau masih berteriak
Darahmu berkobar dan menjadi gelap
Ku ikuti dengan gemetar
Dengan air mata yang tak kalah lebat dengan hujan

Dikeluarkannya hati itu
Kau lempar satu persatu
pandangan
Kalimat
rindu
cinta
dan kenangan
Tapi aku masih disana mengikutimu
memunguti satu demi satu hal yang telah kau buang

Aku tak pernah tahu
Bagaimana caranya (cinta) mengendalikan aku
bersarang kokoh disana, meski bahkan kau memeranginya
Tetapi …. Tuhan tahu.
dan ini yang membedakan aku dengan mu


________________________
Dwilogi Puisi Angin Berdesau, Hujan Lebat [Bagian 2]
(Masih) Bicara pada Udara
Desember,07,2015


Rerain

Comments

Popular Posts