Live It, As Normal As You Can - [Depresi & Alergi]

Live it As normal as you can | Rerain | xxxrerain

Live it, As normal as you can.

Akhirnya, perjalanan mengantarkan aku pada satu titik, dimana aku hanya bisa berkata pada diriku, "Live it, As normal as you can"

Lagi, aku menyambut rasa parau yang familiar. Rasa hampa yang tak pernah aku terima, meski ia sering datang.
Ia membatu didepan pintu hatiku.
Membuatku tak dapat merasakan apa-apa
Tak dapat mengerti apa-apa
Tak dapat menerima apa-apa.

Lagi, aku menyambut rasa parau yang familiar ini dengan hati berat dan dengus kesal.
Semua berlalu seperti cuplikan film dari semua bagian yang kau tidak suka.
Yang kau lewati dengan matamu, justru terus berputar dikepalamu.

Hell yeah, Welcome unaccepted familiar feelings . . . 

Saat Ia datang, aku ingin hari cepat berlalu. Membayangkan diriku untuk tidur dan terbangun besok. Bangun, ditempat yang semuanya baik-baik saja.

Saat Ia datang, aku ingin hari cepat berakhir, meski aku tak tahu apa masih ada besok. Aku tak tahu bagaimana dengan besok. Aku juga resah dengan besok.

Meski aku di rumah, aku masih saja ingin pulang. Entah kemana sebenarnya aku harus pulang.

Aku ingin tempat untuk disebut rumah,
Aku ingin orang untuk dipanggil ibu,
Aku ingin hati yang berkembang,
Aku ingin hari-hari berlalu seperti musim semi yang tenang,
Aku ingin...

Ada kalanya karena sebuah perjalananpun menghadirkannya, sebuah percakapan membangunkannya, dan semua ingatan meruntuhkan kembali benteng yang aku buat.

Harus ku susun lagi benteng itu, 
Harus ku rangkai lagi pecahan-pecahan itu,
Semua hanya agar aku dapat hidup lebih baik.
Merasakan lebih baik,
Dan memahami lebih baik diriku sendiri.

Sampai pada akhirnya menemukan sesuatu,
Seperti rasa gatal yang disebabkan oleh desau angin,
Seperti sakit kepala karena terlalu lama dibawah matari,
Aku menemukannya...
Dari mana ia datang,
Bagaimana ia bangun,
Ia seperti alergi. Datang karena hal yang memicunya.

Dan aku mulai menghindar.
Menghindar dari hal-hal yang membuatnya datang atau terbangun.
Seperti menghindari hal-hal yang membuatmu alergi.

Aku menghindari mereka,
Aku menghindari percakapan,
Aku menghindari perjalanan,
Aku mengindari semua yang akan menguras hatiku sendiri dan rasanya ingin mati!!

Aku berusaha mengatasinya, seperti meminum obat untuk menghilangkan gatal. 
Aku mengatasinya dengan cinta, karena aku tidak meminum obat.
Aku melakukan hal yang aku cintai, aku melihat apa yang aku cintai,
Aku mendengarkan apa yang aku cintai,
Untuk melawannya,
Untuk mengusirnya,
Atau setidaknya untuk membuatnya tertidur lebih lama.

Tapi ada saja, saat dimana aku tak punya cinta. Seperti alergi yang kambuh saat kau kehabisan obat.
Maka rasa sakit itu menyerang,
Perasaan familiar yang tak pernah diterima itu kembali datang,
Membawa hampa, sedih, marah dan sesal yang sama sekali tidak perlu.

Jika ia ada, maka hatiku seperti kotak pandora.
Atau seperti orang jahat yang ingin meledakkan bom nuklir. Tapi bukan mereka yang mati. Aku yang mati.

Aku tidak tahu apakah obat benar-benar mengobati alergi, atau mereka tetap datang jika ada pemicunya. Sama seperti aku tidak tahu apakah obat bisa menyembuhkan depresi, atau tetap datang jika ada pemicunya.

Tapi salah satu hal yang membuatku merasa lebih baik, selalu membuatku merasa lebih baik, adalah musik.

Rerain




Comments

Popular Posts