Seseorang Untuk Aku Panggil 'Ibu'


Sesungguhnya aku tidak ingin banyak bicara tentang kita, sebagaimana mereka membicarakan mu seolah mereka peduli.
Aku tidak menulis apapun untukmu, tapi kau tahu, Tuhan tahu, dan semua orang tahu, aku ada di sisimu mendekapmu, saat tak satupun orang yang memiliki darah yang sama denganmu ada di sana.
Jadi, aku akan menulis ini untuk pertama kalinya.


Aku masih ingat cara bicaramu,
Gerak gerikmu,
Dan raut sedihmu.
Atau saat kamu bercerita tentang masa muda.
Kamu adalah orang yang selalu ingin memiliki keluarga.
Ingin mereka di sisimu dan memperjuangkan mu, seperti apa yang kamu lakukan untuk mereka.
Tapi, kau jatuh dan sakit dan mereka tidak menoleh.
Bahkan hingga hari terakhirmu.

Maafkan aku, yang tak bisa lari dari rasa sakit hati.
Aku menekannya dalam, begitu dalam, agar aku dapat di sisi mu hingga aku tak bisa lagi menggenggam mu.
Ku dekap dirimu dan kubisikkan kata cinta dari Tuhan,
Lalu, ku katakan jika, tidak perlu ada yang kau sesali atas apa yang ada di antara kita.
Sungguh, Tuhan membawamu kembali bersama rasa sakit dalam dada ini, hingga tak ada lagi dengki yang tersisa.
Aku dengan seluruh aku, melepasmu.

Sekali lagi, maafkan aku yang tak bisa menekan rasa sakit ini lebih dalam lagi.
Dan aku terharu dengan bagaimana Tuhan menyayangiku, dia memberiku kesempatan untuk ada di sisi mu, merawatmu, dan mendekapmu.
Kita telah kehabisan banyak waktu, seandainya saja dapat kau isi dengan cinta, sebagaimana aku mengusahakannya.
Tapi tak apa, kau adalah orang yang selalu condong kepada keluarga mu, itu kenapa kau selalu memilih mereka dibandingkan aku.
Berharap mereka menyayangimu seperti kau menyayangi mereka,
Melakukan apapun untukmu, seperti kau melakukan segalanya untuk mereka.
Tapi sekali lagi, mereka tidak menoleh jika bukan karena terpaksa.

Aku ingin menulis banyak hal untukmu, seandainya aku memiliki lebih banyak hal untuk dikenang.
Tapi mengenang rasa sakitmu dan sedihmu, aku tahu bagaimana manusia ingin sekali ada dalam sebuah keluarga penuh cinta, sebagaimana aku.
Melihat begitu banyak waktu yang kau gunakan agar dapat merengkuh mereka dan bahagia, aku seperti melihat diriku sendiri. Yang ingin merengkuh mu dan hidup bahagia di dalam sebuah keluarga. 
Aku menyesali begitu banyak waktu yang telah berlalu, seandainya kita bisa saling memahami. Seandainya sedikit saja kau mau membuka hati.

Tapi di sinilah kita, berharap jarak ini dapat membuka hati kita. Kita akan berada di satu tempat yang sama pada akhirnya nanti.
Aku merelakan mu, aku memaafkan mu dan aku berterimakasih banyak karena telah menjadi seseorang untuk aku sebut "Ibu". 

Mom, February 28 2018

Rerain




Comments

Popular Posts