Plumeria, Masih Titik Kecil Yang Begitu Jauh.

rerain

Plumeria, Masih Titik Kecil Yang Begitu Jauh.


Ini sudah pertengahan April, sejak aku mencoba untuk mendirikan Plumeria sekitar November tahun kemarin. Ya, ini masih perjalanan yang sangat jauh. Plumeria, hingga kini masih saja hanya konsep bayang-bayang. Yang tidak jelas bagaimana bentuknya dan apa warna aslinya. Tidak, ini semua bukan karena ketidak-seriusan ku, ini semua karena ketidak-mampuan ku. Meski begitu aku sangat bersyukur, karena apa yang telah aku kerjakan sejauh ini cukup berguna bagi sebagian orang.

Aku adalah tipe orang yang memikirkan banyak hal, mungkin justru terlalu banyak. Disatu sisi aku bersyukur karena aku memiliki pemikiran yang cukup complex dalam mencakup berbagai hal. Dan kebanyakan hasil pemikiran itu jarang meleset. Tapi disatu sisi lain, ini menjadi bencana untuk diriku sendiri. Karena memikirkan terlalu banyak hal, aku merasa mengambil kendali dari segalanya, aku merasa bertanggung jawab atas segalanya, aku tidak tahu bagaimana faktor alam bekerja, aku tidak bergantung pada keberuntungan jika memang itu ada, aku adalah tipe orang yang sangat mengandalkan diri sendiri. Dan itu membuatku frustasi dan lelah sendiri. Terutama dan yang paling utama, adalah semua cara pikir itu menyadarkan aku betapa sensitifnya pikiran ini. Dan kadang, aku kelelahan menghadapi bagaimana pikiran ini bekerja.

Seperti bagaimana aku berfikir untuk Plumeria. Aku tidak akan bercerita seperti apa rintangan itu yang telah ada. Karena pada dasarnya, setiap seseorang memulai usaha hanya satu hal mendasar yang menjadi permasalahan mereka, yaitu modal. Dan setelah itu, adalah bagaimana orang itu dapat mengatur dan menjalankannya.

Aku dibuat cukup pusing, pertama karena cara pikirku yang menuntut semua harus sempurna dan keadaan disekitarku. Di tempat tinggalku, tidak banyak atau bahkan mungkin jarang sekali toko yang menjual bahan baku yang aku perlukan. Kalau ingin ada, banyak dan lengkap kita harus ke Jakarta tepatnya di Tanah Abang. Dan kita semua tahu, perjalanan kesana itu ... me le lah kan. Karena aku bukan orang yang banyak uang lalu kesana dan membeli banyak bahan baku. Aku tidak pernah membeli banyak. Aku membeli hanya sesuai kemampuanku.

Kalaupun ada bahan baku yang dapat cukup mudah aku jangkau itu melalui pembelajaan online. Okay, motif yang mereka tawarkan bermacam-macam tapi bahan dasar yang mereka gunakan kadang tidak cocok dengan apa yang aku inginkan. 

Aku cukup lama melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pakaian, bahan ataupun penjahit. Dan itu mengajariku banyak hal. Pelajaran yang begitu berharga hingga sekarang. Dan itu membuatku mengerti mana bahan dasar yang bagus dan kurang bagus. 

Jujur saja, aku ingin membuat Plumeria dengan cinta, bukan hanya uang. Ini menjadi kepuasan bagi diriku sendiri, karena salah satu keinginanku adalah memiliki merk sendiri. Itu kenapa aku berusaha untuk memberikan bahan baku dan kualitas terbaik yang aku bisa. Tapi ya itu.... karena kadang aku bahkan tidak dapat memegang lebih dahulu bahan dasar yang aku beli, membuatku kadang harus membuat sesuatu yang tidak sesuai keinginanku.

Aku sebenarnya tidak ingin menulis ini seolah semua ini kendala. Besok saat keadaanku lebih baik lagi, hal itu sama sekali bukan kendala. Aku hanya ingin bercerita, agar aku selalu ingat rasa lelah ini, rasa pahit ini saat nanti semua telah menjadi lebih baik. Agar aku tidak lupa apalagi tenggelam. Setiap orang yang memulai usaha mereka sendiri, sedikit banyak pasti mengerti bagaimana rasa pahit itu mengajari mereka banyak hal. Itu yang kemudian membuat mereka atau semoga membuat mereka dan terutama saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Rerain





Comments

Popular Posts