📝 Cinta dalam 3 Babak

 


1. Tunggu Saja

     “being in love is so powerful, yet so powerless”


Teriakanlah sumpah serapahmu yang congkak.

Segala preferensi, presepsi, prinsip-prinsip yang menurutmu luhur,

Yang kau junjung tinggi sebagai wewanti dan panji-panji,

Kabarkanlah kepada semua, seolah mereka tuli.


Bicara selera, bicara rasa, bicara hal hal yang tak semua orang dapat mengerti,

Tidak apa-apa, karena aku akan mengerti,

Itu adalah tanda atas kuasamu dan caramu memuliakan dirimu sendiri.

Tapi tunggu saja, sampai hal gila bernama cinta merayap dari matamu hingga masuk ke ulu hatimu.

Ya, tunggu saja sampai segala pertahananmu, prinsipmu, bahkan mungkin dirimu akan luruh terbawa oleh hal sialan itu.

Ya, tunggu saja sampai kau jatuh cinta, dan apa-apa yang kau junjung tinggi justru kemudian berlawanan dan runtuh di kakimu sendiri.


2. Menerima

    “they don't lie when they said love can make us stupid”


Ya, aku telah mendengarnya.

Suara cemooh dari seberang sana, dari orang-orang yang akhirnya bisa berpesta saat melihat aku tak berdaya.

Sial, aku kalah juga.

Aku masih belum bisa memutuskan, apakah perasaan ini harus aku tolak, atau harus aku rayakan.

Menolak? Seolah aku memiliki kuasa untuk itu.

Lihat, semua panji-panjiku, wewanti, dan nilai-nilai luhur yang aku junjung telah runtuh berserakan di bawah kaki ku.

Aku tidak tahu bahwa jatuh cinta bisa menghancurkanku sedahsyat ini.

Meski begitu, tidak apa-apa, aku terima.

Sebanyak kebaikan-kebaikan yang selalu aku usahakan, semoga aku tidak jatuh cinta selain kepada cinta yang baik.


3. Penutup

     

Merelakan, melepaskan, meninggalkan, hal-hal rumit yang membutuhkan begitu banyak penjelasan.

Denganmu, tanpamu, dan berbagai kemungkinan yang membutuhkan banyak penyesuaian.

Dan di antaranya ada kita yang tertaut, entah itu sebagai pemula atau penutup.


Comments

Popular Posts